Langsung ke konten utama

MERINDU

 

 MERINDU

Sejatinya hidup ibarat sebuah perjuangan. Perjalanan yang akan ditempuh tak seorang pun yang tahu berapa lama. Semua rahasia.


Dalam menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi misalnya, pada akhir perkuliahan ada yang namanya Kuliah Kerja Nyata.

Di kegiatan ini para peserta akan ditempatkan di pos atau titik yang sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki.

Demikian pula dengan kita manusia. Tuhan menempatkan kita pada tempat yang sesuai dengan misi yang diemban. Program universal manusia turun ke bumi kan menjadi rahmat bagi sekitarnya.

Kemanfaatanlah yang jadi prioritas seorang manusia dalam masa perjalanannya di dunia.

Tak jarang muncul kejenuhan. Lika Liku perputaran hidup mempengaruhi semua itu. Tergantung ketrampilan masing masing dalam menghadapinya.

Apa mau dikata sebelum lahir setiap orang sudah teken kontrak dengan penciptaNYA siap ditempatkan dimana saja dan siap menjalani semua yang telah ditetapkan.

Hidup harus terus berjalan sampai pada terminal pemberhentian akhir dimana visa hidup akan dicabut. Mungkin sudah expire namun tidak bisa diperbaharui lagi.
 
 

Kondisi hidup yang nantinya akan berakhir, membuat kita sebenarnya harus merindu.

Merindu sejak sekarang pada kehidupan nanti yang lebih kekal.

Kejarlah duniamu seakan engkau akan hidup selamanya. Kejarlah akhiratmu seakan engkau akan mati besok.

Menulislah  dimana rindu itu bisa engkau lepaskan. Menulislah dimana manfaat itu bisa engkau bagi. Kesempatan masih ada. Jalan masih terbentang di depan.

Melangkah dan berjalan terus tanpa menoleh terlalu lama. Genggamlah rindu sebagai bekalmu.

Moga bermanfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan 👋

Tulisan ni lebih kepada pengingat diri agar tetap merindu pada janji yang sudah diikrarkan pada sang pencipta.
 

Wasalam
 
Edisi Kamis Manis Lagerunal
 

Penulis

Komentar

  1. Wah... ungkapan hati yang bagus menjadi karya bermakna. keren.

    https://hasanahhalima.blogspot.com/2020/12/mak-rindu.html

    BalasHapus
  2. Terima kasih banyak atas kunjungan Bu. Sukses bersama ya?👋

    BalasHapus
  3. pengingat yang sangat bermanfaat
    terima kasih Bund sudah berbagi

    BalasHapus
  4. Terima kasih banyak atas kunjungan nya 👋 moga manfaat 👋

    BalasHapus
  5. Tulisan yang sangat bermakna menjadi pengingingat kita yang ada di dunia fana ini

    BalasHapus
  6. Terima kasih banyak atas kunjungan Anda pak Lubis. Insyaallah berkenaan yaa?🙏

    BalasHapus
  7. Ah, mengingatkan diri terhadap negeri akhirat itu sangatlah penting. Dunia sementara, akhirat selamanya. Terima kasih Bu sudah mengingatkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak atas kunjungannya pak Rizky. Sumber ilmu bagi para pemula. Semoga berkah

      Hapus
  8. Genggamlah Rindu sebagai Bekalmu,
    Asik banget ini kalimat, Saya pinjam yaa Bu untuk Ide menulis berikutnya.
    Hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak atas kunjungan pak Indra di tempat saya. Kalau berkenan dengan kalimat saya, silahkan dengan senang hati.

      Hapus
  9. Rindu kehidupan dunia akhirat yang terbaik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak sudah sempat kunjungi saya.Salam Literasi

      Hapus
  10. Rindu akan hari akhir kehidupan kita, membuat rindu mencari bekal yg akan dibawa untuk perjalanan panjang kelak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Septiasapalu68.blogspot.com11 Desember 2020 pukul 18.13

      Terima kasih banyak atas kunjungan Anda bunda Nini. Sehat dan bahagia selalu dalam kerinduan

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR PUISI DARIK

  Perkenankan saya membuat sebuah puisi 'Darik" atau Dasa Lirik. Tema pekan ini adalah TIGA KATA: Terima Sadari Perbaiki. SANG DIRI    Oleh: Astuti Sipanawa Sejatinya manusia tempatnya salah. Kelemahan selalu menjadi bagiannya. Kekurangan senantiasa jalan bersamanya. Setiap orang pasti memilikinya. Diri juga demikian. Tidak pernah sempurna Diri bukan segalanya. Tertunduk hati. Dalam sepi. Menyergap. Jadikan cermin penilai terbaik. Jangan menolak bila salah. Jangan pungkiri bila khilaf. Tanyakan hati paling dalam. Siapakah diri ini? Untuk apa aku? Jawablah pada hati. Lapangkan hati. Belajar membersihkan. Bening. Kota Palu, Kamis Pagi Sahabat lage Refleksi Diri 11 Februari 2021

BAHADUR DALAM DARIK.

  PENANTIAN Astuti Sipanawa  Lelah jiwa dalam genggaman. Berselimut sekuntum harapan baru. Kapankah masa itu tiba. Mendekap hati yang merana. Dalam jiwa tertanam. Semangat tak goyah. Mengukir senyum merekah Batasan masa. Tidak tentu. Menjemput. Mengapa. Harus bersedih. Menanti kekasih. Janji pasti terwujud. Harapan indah menanti. Sirnakan gundah gulana. Di ujung pelangi penantian. Akan datang bahadur sejati. Menabur kasih nan elok. Pada setiap hati menanti.    Kota Palu, Hujan Lebat 18 - 02  - 2021 Salam sehat selalu.

KILAS BALIK DI AKHIR TAHUN

Tak terasa kita sudah sampai di penghujung tahun 2020. Berbagai peristiwa sudah dilewati dalam kurun waktu dua belas bulan.  Hari demi hari, minggu ke minggu, dan bulan pun berganti bulan semua ditapaki tanpa terasa.Gegap gempita kesibukan hidup membuat kita merasa awal tahun 2020 seperti baru beberapa pekan yang lalu. Sungguh, kalimat ungkapan di atas adalah perumpamaan yang tidak bisa dibantah. Saya merasa bahwa setiap orang yang punya rutinitas keseharian pasti akan merasakan hal yang serupa. Satu hal yang sangat mendebarkan yang kita dapatkan di awal tahun ini dan bahkan masih berlangsung sampai sekarang adalah 'Masa Pandemi Covid 19". Kecemasan yang luar biasa memang nampak atau tidak pasti menyelimuti hati kita semua.  Betapa tidak kehadiran virus corona secara dadakan ternyata mampu merubah semua tatanan kehidupan yang biasanya kita lakukan. Kondisi interaksi dalam dunia nyata seketika harus berbelok menjadi interaksi dunia maya. Perubahan yang begitu masif dalam segala...