Langsung ke konten utama

IRAMA HATI

Hatiku adalah rajaku. Saya pernah dengar kalimat itu dan masih sering bertanya akan maknanya.
Berarti apa yang diinginkan oleh hati itulah yang dilakukan. Itu anggapan sementara secara pribadi. Beda kepala maka beda pendapat. Lain orang lain pula cara pandangnya.
Bagaimana kalau kita bisa memaknai kalimat di atas dengan mata hati yang lebih jernih. Mungkin pemahaman kita tentang hatiku adalah rajaku bergeser. Hati sejatinya ada yang memiliki. Hati ada yang membolak balikan, yakni sang pencipta nya.  Kita merasa bahwa hati itu adalah kuasa penuh si diri. Akan tetapi hal itu tidak selalu berlaku secara mutlak dalam kehidupan ini, disadari atau tidak.
Itulah mengapa sering kita pun tidak mengerti kenapa irama hat kita dalam sehari akan berubah rubah. Pemikiran kita pada pagi hari, belum tentu persis sama dengan pemikiran kita di sore hari. Coba kita lihat pada diri masing-masing. Benarkah demikian?
Memelihara kesehatan hati memang sangat perlu. Memperhatikan kesehatan rohani tidak kalah pentingnya dengan memelihara kesehatan jasmani atau fisik yang kita gunakan beraktivitas sehari hari selama masih hidup.
Mensana in corpore Sano. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Demikian pula sebaliknya.
Irama hat memang sering naik turun dan bergerak dinamis. Sampai kita sebagai pemilik diri terkadang juga tidak mengerti.
Hati adalah milik Allah. Kita sebagai manusia hanya mampu menjaga kesehatan nya semaksimal mungkin. Hasil adalah kuasaNya. Rawatlah hati. Jagalah ia karena itu merupakan salah satu amanah besar. Dalam sebuah riwayat saya pernah membaca bahwa dalam tubuh manusia terdapat seonggok daging yang bila ia baik maka baiklah seluruh dirinya. Sebaliknya bila ia tidak sehat atau tidak baik, maka keburukan kah yang akan diperoleh sang diri.
Apa yang dituliskan ini bukan untuk menggurui, melainkan sebagai pengingat diri. Semoga bermanfaat 🙏🙏🙏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR PUISI DARIK

  Perkenankan saya membuat sebuah puisi 'Darik" atau Dasa Lirik. Tema pekan ini adalah TIGA KATA: Terima Sadari Perbaiki. SANG DIRI    Oleh: Astuti Sipanawa Sejatinya manusia tempatnya salah. Kelemahan selalu menjadi bagiannya. Kekurangan senantiasa jalan bersamanya. Setiap orang pasti memilikinya. Diri juga demikian. Tidak pernah sempurna Diri bukan segalanya. Tertunduk hati. Dalam sepi. Menyergap. Jadikan cermin penilai terbaik. Jangan menolak bila salah. Jangan pungkiri bila khilaf. Tanyakan hati paling dalam. Siapakah diri ini? Untuk apa aku? Jawablah pada hati. Lapangkan hati. Belajar membersihkan. Bening. Kota Palu, Kamis Pagi Sahabat lage Refleksi Diri 11 Februari 2021

BAHADUR DALAM DARIK.

  PENANTIAN Astuti Sipanawa  Lelah jiwa dalam genggaman. Berselimut sekuntum harapan baru. Kapankah masa itu tiba. Mendekap hati yang merana. Dalam jiwa tertanam. Semangat tak goyah. Mengukir senyum merekah Batasan masa. Tidak tentu. Menjemput. Mengapa. Harus bersedih. Menanti kekasih. Janji pasti terwujud. Harapan indah menanti. Sirnakan gundah gulana. Di ujung pelangi penantian. Akan datang bahadur sejati. Menabur kasih nan elok. Pada setiap hati menanti.    Kota Palu, Hujan Lebat 18 - 02  - 2021 Salam sehat selalu.

TEMA "DELAPAN"

  Belajar Patidusa  Asyik. Pola : 4 3 2 1 dan 1 2 3 4    Esok Tanggal Delapan Oleh ; Astuti Tanpa terasa tapak menapak Esok akan tiba Pergantian masa Sepekan.   Bergeser Selalu  teratur Betapa bijak pengatur Penguasa jagad alam raya. Esok masa tiba lagi Setelah enam hari Telah terlewati Jum'at. Penanggalan Selalu mengingatkan Masa terus bergulir Hitungan maju namun berkurang. Demikian pengaturan sang khalik Tidak seorang kuasa Menentang kepandaian Esa. Maha Dalam segalanya Insan yang diatur Tunduk dan taat sepenuhnya. Kota Palu, 7 Januari 2021