'GURU MUDA YANG INSPIRATIF'
(Yang Muda Penuh Kreasi Guru Muda Pemberi Inspirasi)
Sekilas melihat wajahnya dalam postingan flyer yang telah dibagikan lebih awal di grup belajar menulis angkatan 16.
Nampak wajah imut, ramah, dan apa adanya. Itu kesan yang terlihat dalam pandangan pertama saya akan sosok narasumber malam ini.
Dia adalah Ditta Widya Utami.S.Pd, salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat.
Si imut penuh ktreasi ini lahir di Subang, 23 Mei 1990. Menikah dengan Muhammad Kholil, S.Pd.I. dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq.
Selain aktif di MGMP, bu Ditta juga aktif di bidang literasi.
Pertemuan kali ini dipandu oleh bu Kanjeng sebagai moderator. Lengkap sajian menu malam ini." Bakalan seru, yes!" Kataku setengah berbisik
Rupanya suara pelan tadi sempat juga direkam oleh 'gadis kecilku' yang lagi duduk tidak jauh dariku sambil menonton televisi .
Anma beranjak dari tempat duduknya. Dia menghampiri dan matanya tertuju pada layar laptop di depanku.
"Ada apa Ma'?, siapa ini kakak cantik yang mirip bu guruku?" Tanya Anma penuh selidik.
"Oh iya ini bu guru Ditta. Beliau seorang guru yang juga penulis buku" Jawabku.
"Sebentar, kalau Mama sudah selesai mengikuti materi yang dibawakan oleh bu Ditta, nanti mama akan jelaskan siapa bu Ditta itu sebenarnya, Okey?" Tanyaku sambil meminta persetujuan Anma.
"Okey Ma'" Sahut Anma dan kembali duduk menonton televisi.
Kembali aku melanjutkan membaca profil detail sang narasumber menawan.
Riwayat pendidikan :
SDN Cipeundeuy Subang (1996-2002)
SMPN 1 Cipeundeuy Subang (2002-2005)
SMAN 1 Purwakarta (2005-2008)
Pendidikan Kimia UPI (2008-2012)
Buku karya tunggal :
Lelaki di Ladang Tebu (2020), sebuah antologi cerpen pendidikan (silahkan cek Instagram @dittawidyautami untuk melihat testimoninya)
Buku karya bersama :
- Jejak Langkah Guru Subang (2019) - kumpulan best practice, MGMP IPA Subang
- Guru di Ladang Ilmu (2019) - kumpulan cerpen karya guru, Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)
- Sepenggal Kisah di Ruang Cipta Pentigraf (2020) - KPPJB
- Dari Mata Air Hingga Muara (2020) - Literasi Subang Bihari dan Berwibawa (Lisangbihwa)
- Pelangi Jiwa (2020) - kumpulan kisah inspiratif, KPPJB
- Pena Digital Guru Milenial (2020) - kisah para guru blogger, PGRI
- Menyongsong Era Baru Pendidikan (2020) - bersama Prof. Eko Indrajit
- Pola Pembelajaran yang Efektif dari Rumah (2020) - Hasil Lomba Blog Hardiknas (PGRI)
Komunitas yang diikuti :
- MGMP IPA Subang Komisariat Kalijati (Sie. Bidang Kerja Sama dan Humas)
- PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia)
- KPPJB (Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat)
- Lisangbihwa (Literasi Subang Bihari dan Berwibawa)
- GLN Gareulis Jabar Tingkat Kabupaten Subang
Wah, masih belia tetapi karya sudah begitu banyak. Penasaran, apa sih rahasianya?
"Anma, ayo sini Nak! Kita baca bersama saja ceritanya bu Ditta biar seru. Mama tidak semangat kalau baca sendiri" Seruku pada Anma.
"geser Ma'!" Anma memintaku untuk bergeser supaya melihat jelas ke layar laptop.
Berbagi pengalaman dalam menulis
Sebenarnya kegiatan menulis ini setiap orang pasti melakukannya.
Apalagi di era digitalisasi dewasa ini, hampir semua orang dari berbagai kalangan memiliki akun di media sosial seperti FB, WA, Twitter, Instagram dan yang lainnya.
Sudah menjadi kebiasaan untuk menulis atau mengupdate status di media yang dimiliki.
Selain itu kegiatan menulis bisa juga dilakukan secara non digital misalnya untuk para pegawai dan karyawan.
Mereka setiap hari membuat laporan misalnya dalam bentuk jurnal. Dan untuk hal yang bersifat pribadi kita biasa menulis catatan di buku pribadi yang disebut 'diary'
Dengan demikian kalau melihat sepintas 'menulis' itu adalah hal yang biasa dan selalu kita lakukan.
Nah, sekarang kalau kita diminta untuk menulis atau menyusun sebuah buku bagaimana?
Bagi kebanyakan orang, apalagi sebagai pemula sering merasakan hal ini sebagai sesuatu yang berat.
Karena menulis buku butuh ide yang tersusun rapi serta penggunaan ribuan kata yang sesuai dengan apa yang sedang kita bahas dalam tulisan tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, banyak orang merasa kehilangan dan kehabisan ide yang harus ditulis. Apa dan bagaimana? Sepertinya isi kepala ini terbang entah kemana.
Menghadapi kondisi yang menekan seperti ini, bu Ditta yang juga pernah mengalaminya memberikan tips berikut:
- Ikut kelas menulis. Seperti yang sudah kita lakukan sekarang, ikut kelas menulis bersama om Jay dan rekan-rekan hebat.
- Gabung komunitas menulis. Dengan bergabung dalam komunitas kita bisa berbagi tulisan dan tips menulis antara satu anggota dengan anggota lainnya. Dengan demikian kemampuan menulis semakin terasah
- Ikut lomba menulis. Ini cocok buat mereka yang menyukai tantangan. Mengikuti lomba kita akan ditantang unuk menulis dengan tema tertentu dalam waktu yang sudah terjadwal. Sehingga kemampuan kita juga akan terus diasah. Perkara untuk menang atau tidak bukan masalah. Yang penting bagaimana kita bisa terus mengasah kompetensi yang dimiliki.
- Menulis apa saja yang ada di sekitar kita. Segala sesuatu yang kita lihat atau alami bisa dijadikan sebagai sumber tulisan. Misalnya seorang guru yang dapat menjadikan sesuatu yang dialami bersama muridnya di dalam kelas sebagai sebuah tulisan. Terdapat banyak hal yang bisa dijadikan sumber inspirasi sebuah tulisan
- Menulis yang kita senangi. Nah, untuk yang satu ini nampaknya sangat menarik. Kita diajak menulis suatu hal yang menjadi kesenangan atau hobi kita, misalnya hobi berkebun, beternak, memancing, mendaki gunung, berburu bunga atau jangkrik. Semua itu bisa dijadikan bahan untuk memulai sebuah tulisan. Dengan demikian kegiatan menulis akan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Kita menceritakan hal yang kita sukai pada media tertulis. Wah seru.
Konsistensi Menulis
Sebagaimana yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa menulis itu dapat kita lakukan melalui berbagai media yang ada baik digital maupun non digital.
Yang utama adalah bagaimana kita bisa konsisten untuk menulis setiap hari. Jangan lupa tetapkan target untuk penyelesaian sebuah tulisan.
Dengan demikian kita memiliki dorongan untuk menyelesaikan materi tulisan sesuai jadwal yang sudah dibuat.
Tulisan - tulisan tersebut kemudian bisa kita kumpulkan untuk menjadi sebuah buku.
Buku solo dan buku karya bersama
Ketika kumpulan tulisan kitaakan diterbitkan menjadi sebuah buku, maka secara umum jenis buku yang akan diterbitkan terbagi menjadi buku solo atau buku tunggal karangan sendiri dan buku karya bersama dimana ada beberapa pemulis yang berkolaborasi untuk penyelesaian materi tulisan.
Perbedaan buku solo dan buku karya bersama
- Buku solo ditulis dan disusun sendiri olehseorang penulis. Segala hal yang berkaitan dengan penulisan, penyuntingan, hingga pengajuan ke penerbitan akan menjadi urusan sendiri sang penulis.
- Buku karya bersama ditulis oleh lebih dari satu orang penulis. Tema dan waktu penyelesaian tulisan sudah ditentukan batasnya.
Cuplikan kolom tanya jawab
Gairah peserta kulwa bersam bu Ditta ternyata 'wah' juga. Banyak pertanyaan yang mendetail diajukan pada narsum muda nan ramah ini. Satu yang menarik adalah 'background' bu Ditta dalam hal literasi.
Sejak kecil bu Ditta memang sudah diperkenalkan oleh kedua orang tuanya dengan dunia membaca. Sering diceritakan dongeng atau dibacakan buku sebelum tidur, diberikan hadiah dalam bentuk buku adalah contoh penanaman literasi dalam keluarganya.
Ditta kecil juga sudah sering menulis diary dan cerita dalam buku tulis yang dipinjamkan pada temannya untuk dibaca.
Ketika di bangku sekolah dan kuliah Ditta remaja pun selalu aktif dalam kegiatan menulis, misalnya membagi tulisan di majalah dinding sekolah dan aktif dalam kegiatan menulis di kampus.
Pesan Bu Ditta
"Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki".
"Mantul...keren cerita bu guru Ditta, Anma mau juga seperti bu Ditta" Seru Anma dengan riang,
"Iya ,harus itu. Sudah cantik, ramah , dan penuh prestasi. Hebat!" Aku menyambung kalimat Anma.
Renungan
Anak muda penuh inspirasi. Sejak kecil sudah akrab dengan literasi. Usia sekolah dipenuhi dengan berbagai giat literasi. Menjadi guru senantiasa menginspirasi dengan prestasi tanpa basa basi.
hari ke hari semakin baik.. pertahankan bu
BalasHapusTerima kasih banyak atas kunjungan dan semangat yg diberikan pak Krisπ
Hapus