'PETUNJUK MENERBITKAN BUKU'
(Mentari terbit tak pernah lelah, mencari penerbit moga tak akan jera)
Pengiring
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, bu hajjah apa kabar?” Sapaku pada bu Ramlah mengawali ‘chat’ via whatsapp pribadi beliau.
Sejenak menunggu , salamku langsung dibalas “walaikuksallam warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah baik” Jawab bu Ramlah.
Begini bu
Ram “saya mohon izin kembali berbagi informasi yang saya peroleh dari grup
belajar menulis."
"Materinya masih berkaitan dengan yang saya kirim dua hari yang lalu yaitu seluk beluk penerbitan sebuah buku di penerbit mayor Andi” Jelasku
“Silahkan , silahkan, malah lebih baik dan jelas informasi penerbitan buku kalau seperti ini. Sehingga sebagai seorang penulis pengetahuan tentang ‘penerbitan buku’ memang sudah semestinya dimiliki’ Bu Ramlah membalas ‘chat’.
“Baik bu! Saya langsung kirim ya?” Balasku
Berbagi
Kali ini yang akan memberi materi atau sebagai narasumber perkuliahan online adalah Bapak Edi S Mulyanta.
Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 24 Mei1969. dan saat ini menjabat sebagai manager operasional pada penerbit Andi Offset
Latar belakang pendidikan pak Edi yakni S1 dan S2 ditamatkan di Universitas Gajah Mada.
Untuk S1 Pak Edi adalah seorang sarjana Geografi dan S2 berasal dari jurusan Magister Teknologi Informasi pada fakultas Elektro UGM.
Untuk pengalaman dalam pekerjaan, beliau nampaknya sudah punya jam terbang pengalaman yang mantap terutama dalam dunia komputerisasi misalnya ‘Corel Draw’.
Selain itu beliau tentu saja juga bergerak di bidang literasi digital/electric.
Pak Edi S Mulyanta ini juga merupakan founder dari pasar e-book untuk perguruan tinggi dan non perguruan tinggi.
(kolom chat bu Ramlah) “Wah, hebat ya? Tidak salah bila penerbit Andi menjadi besar, Sumber daya yang dimiliki tidak diragukan”
“Moga saja kita bisa dapat info yang lebih detail lagi dari paparan beliau kali ini” Aku membalas ‘chat’
(Saya melanjutkan kisah tentang pak Edi S Mulyanta kepada bu Ramlah)
Sehari-harinya pak Edi ini memiliki tugas yang bisa disebut ‘tugas spionase’ untuk penerbit Andi.
Maksudnya beliau senantiasa melakukan pemantauan terhadap ‘trend konten’ buku yang ada di pasaran dan membuat resume tentang hal itu.
Langkah berikut adalah memetakan pesaing dan target penulis yang menjadi sasaran, lalu mencari prospek penulis yang memiliki kemampuan seperti trend yang sedang dipelajari.
Bapak yang sudah berpengalaman selama kurang lebih dua puluh tahun dalam bidang penerbitan ini menambahkan bahwa biasanya kemampuan seorang penulis selangkah lebih maju dibandingkan penerbit dalam hal informasi akan konten yang digemari.
Sehingga bisa dikatakan bahwa seorang penulis menguasai konten sedangkan penerbit lebih cenderung menguasai pasar.
Lalu bila kondisi terjadi seperti ini bagaimana caranya agar penulis dan penerbit bisa berjalan seirama sesuai dengan kapasitas yang dimiliki?
Jawabannya adalah komunikasi yang baik di antara keduanya. Karena seorang penulis memang butuh suatu wadah untuk menyalurkan ide atau pikirannya yaitu penerbit
Dalam hal ini setiap penerbit pun mempunyai idealisme yang berbeda satu sama lainnya.
Penerbit juga mempunyai organisasi yang diakui oleh pemerintah yakni IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) dan APTI (Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi.
Keduanya diizinkan oleh Perpustakaan Nasional untuk mengeluarkan ISBN.
Di Indonesia saat ini terdapat kurang lebih seribu anggota IKAPI.
Untuk mempermudah identifikasi terhadap penerbit – penerbit tersebut, akhirnya kelompok penerbit dibagi menjadi dua yakni penerbit mayor dan minor.
Untuk memberikan karakter khusus pada masing- masing kelompok penerbit, maka kita bisa melihat bedanya pada pemilihan kode nomor ISBN ,
Nomor ISBN lah yang digunakan pihak DIKTI untuk memberikan penilaian.
Seorang calon penulis seperti kita yang masih dalam tingkatan pemula bisa melihat histori hasil terbitan untuk setiap penerbit. Sehingga kita lebih mudah memilih penerbit.
Pilihlah penerbit yang pasarannya kuat dalam suatu bidang cerita yang sesuai dengan tulisan kita, fiksi atau non fiksi.
Lalu untuk lebih mudah dalam menerbitkan sebuah buku, apa yang harus dilakukan oleh seorang penulis?
Buatlah sebuah proposal penawaran penerbitan buku dan kirimkan ke email penerbit yang menjadi sasaran kita sebagai seorang penulis. Susunan proposal bisa seperti ini:
1. Judul utama buku
2. Sub judul buku bila ada yang akan digunakan untuk mempermudah pencarian tema tulisan.
3. Outline tulisan yang terdiri dari seluru bab dab sub- bab yang ada dalam tulisan.
4. Target atau sasaran buku tersebut (misalnya untuk umum, guru, siswa, mahasiswa dsb)
5. Curricullum Vitae penulis yang ditulis dalam bentuk narasi. Ini digunakan oleh penerbit melihat bidang yang dikuasai oleh penulis dan potensi calon pembaca sesuai isi tulisan.
Bila perlu lampirkan satu bab sebagai sample yang akan berguna bagi editorial untuk melihat gaya penulisan kita sebagai seorang penulis.
Ingat gaya penulisan sangat berpengaruh terhadap jumlah pembaca.
Banyak pembaca yang cenderung menyukai gaya atau tipe penulisan tertentu.
Jadi jangan pernah ragu untuk mengirimkan proposal tulisan ke beberapa penerbit.
Saat ini penerbit akan memperlakukan proposal penerbitan buku sebagaimana naskah atau calon buku yang akan terbit dimana semua itu telah ada aturannya.
“Wah, lengkap ilmu tentang penerbitan sebuah buku saya dapatkan hari ini. Apalagi yang namanya penerbit mayor setara Andi offset.” Kata bu Ramlah (WhatsApp)
“Setelah itu apakah ada informasi yang lain lagi , misalnya menilik keaslian sebuah tulisan sebab banyak penulis yang juga tersandung dengan masalah ‘orisinalitas’ tulisan” Lanjut bu Ramlah
“Sebentar bu, saya baca kembali materinya takut ada yang terlewatkan” Ujarku
Mengenai ‘check plagiasi’ untuk sebuah naskah yang akan diterbitkan menjadi tugas bagian ‘editor’. Mereka akan meneliti tingkat plagiasi yang ada dalam tulisan kita.
Bila terjadi plagiasi di ambang batas, maka naskah kita akan dikembalikan untuk direvisi.
‘Check plagiasi’ ini bisa dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi.
Plagiasi ini meliputi teks dan gambar yang disadur tanpa mencantumkan sumber yang jelas.
Sangat diharapkan kepada para penulis untk selalu menuliskan sumber sebuah tulisan terutama pada tulisan non fiksi.
Selain itu mohon kita sebagai penulis tetap memberikan focus pada resume, abstract, atau bakal synopsis buku yang biasanya tercantum di ‘back cover’
Sinopsis yang baik seharusnya ditulis sendiri oleh sang penulis yang lebih paham isi tulisan secara detail.
“Demikian bu Ramlah materi yang bisa saya bagikan, semoga bermanfaat.” Kataku menutup percakapan.
Renungan
Kebiasaan saya setelah mengikuti sebuah paparan adalah diam sejenak untuk mengingat beberapa pesan utama yang saya dapatkan.
Mengingat kembali isi tulisan secara utuh dari awal hingga akhir mungkin tidak bisa saya lakukan tanpa membaca kembali.
Mencermati kalimat awal atau akhir itulah yang sering saya lakukan agar membekas dalam ingatan meski sedikit.
Bila mengirimkan pengajuan penerbitan tulisan ke sebuah penerbit, hendaknya digambarkan secara jelas setiap point yang telah dipersyaratkan.
Itu dimaksudkan agar penerbit memperoleh petunjuk bahwa tulisan kita layak dibaca oleh sejumlah calon pembaca yang selalu menunggu hadirnya tulisan-tulisan yang mencerahkan tak berbatas.
(Aku terdiam sambil terus mengingat pesan pak Edi S Mulyanta di akhir pertemuan. Semoga semuanya bisa berjalan lancer dan akhirnya waktu jualah yang akan berbicara)
Salam Literasi
ok bu... perlu dirapikan ya bu, ada menunya di atas.
BalasHapusTerima kasih banyak atas kunjungan. Siap memperbaiki 🙏
BalasHapusSemangat terus bu
BalasHapusTerima kasih banyak atas kunjungan dan support nya 👋
BalasHapus