"MENULIS NYAMAN DAN SEPENUH HATI"
"Walau tantangan berat hadirnya upaya dan keyakinan akan mendorong langkah yang terseok "
Di sini senang di sana senang dimana mana hatiku senang
Di sini senang di sana senang dimana mana hatiku senang
Membaca giat menulis giat dimana mana semuanya giat
Membaca senang menulis senang kunci sukses dalam menulis
Kilas Balik
Selama rangkaian perkuliahan via WAG yang dimulai sejak awal bulan Oktober 2020 yang lalu sangat banyak pengalaman baru yang saya dapatkan.
Pada awal bergabung dalam grup belajar menulis asuhan om Jay dan team hebat, sacara pribadi saya sedikit ragu dengan diri saya sendiri terutama dalam hal kemampuan dasar.
Kemampuan dasar yang saya maksud adalah ketrampilan diri dalam beradaptasi dengan mereka yang masih muda dan masih energik serta penguasaan IT yang masih minim.
Apalagi ini adalah pengalaman saya yang pertama bergabung dalam komunitas tulis menulis.
Di daerah pun saya belum pernah terlibat dalam kegiatan serupa meski sifatnya internal sekolah.
Singkatnya saya masih 'awam' dalam kegiatan ini.
Namun begitu didorong oleh sebuah semangat ingin belajar dan mencoba, saya paksakan diri untuk bergabung.
Saya selalu mencermati setiap petunjuk yang sering diposting oleh mereka yang sudah lebih 'mumpuni' ilmu menulisnya.
Pokoknya saya tanamkan niat yang kuat, bagaimanapun caranya tetap mengikuti kelas ini sampai tuntas.
Terus terang saya ingin seperti mereka yang berasal dari gelombang sebelumnya yang telah berhasil menerbitkan buku.
Pada resume pertama tulisan saya seperti 'kurang kontrol'. Menulis semaunya tanpa berpikir bahwa tulisan ini akan dibaca dan ditanggapi oleh orang lain.
Muncul perasaan 'lucu' bila membaca kembali resume pertama. Hadirnya komen yang sedikit keras membuat saya tersadar dan 'tepuk jidat".
Astaga kok saya PD betul menuliskan demikian di publik. Perasaan sudah seperti penulis 'kawakan' saja. He he he.
Akh, itulah kilas balik pengalaman saya di awal menulis resume dalam wadah grup pelatihan menulis.
Dalam proses menyusun kembali hasil resume yang berjumlah dua puluh kali, seandainya boleh, saya tidak mau merevisi tulisan di resume pertama.
Itu akan jadi kenang - kenangan buat saya ketika pertama kali belajar menulis dengan segala kekurangan yang ada.
Resume pertama adalah penanda kemampuan awal yang masih polos dan belum tersentuh oleh ilmu menulis yang seharusnya memang ada.
Hal ini menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran menulis saya mengalami 'progress' atau kemajuan dari resume pertama hingga resume terakhir (kedua puluh).
Terima kasih ya Allah telah mengizinkanku untuk bergabung dalam grup penuh manfaat ini.
Semoga mereka 'para mentor hebat' yang bekerja tanpa pamrih akan mendapatkan berbagai kebaikan di kemudian hari. Aamiin.
Perkenalan
Tanpa sempat menghitung, akhirnya malam ini tibalah kami pada resume terakhir (resume kedua puluh) yang menjadi standar minimal penyusunan sebuah buku yang telah dipersyaratkan di awal pertemuan.
Kembali mengamati foto profil dalam flyer yang dibagikan oleh bu moderator berbakat teh Aam Nurhasanah.
Narasumber yang akan berbagi ilmu dan pengalamannya malam ini adalah Eva Haryati Israel, S.Kom.
Beliau adalah seorang guru di SMAN 1 Kupang Nusa Tenggara Timur. Bu Eva juga salah seorang Sahabat Rumah Belajar (SBR) tahun 2020.
Pada tahun sebelumnya beliau berhasil menempati posisi kedua dalam 'Pembatik Level 4 tahun 2019".
Rekam jejak kegiatan bu Eva yang lain adalah menjadi instruktur K13 tingkat provinsi NTT dan pendamping calon guru penggerak angkatan pertama tahun 2020.
Dari awal sudah nampak seseorang yang smart dan berjiwa pembelajar sejati. Dahsyat
Selintas Selingan
Sebelum menguraikan kisah 'kepenulisan' bu Eva, saya tentunya harus membaca secara cermat uraian pengalaman menulis buku yang dibagi dalam bentuk link.
Lagi asyik membaca profil dan pengalaman indah sang narsum cantik ini, ada panggilan whatsapp yang sedikit mengganggu aktivitas 'skimming' dan 'scanning' yang kulakukan.
Waduh, pak Erick Ruben sang ketua komunitas MGMP muncul di depan layar. Ada apa ya? "Tugas apa lagi yang diamanahkan kepadaku?" Tanyaku dalam hati.
Yah, inilah salah satu bentuk tantangan untuk 'konsisten dalam membuat resume 'on time'
Tugas wajib dan ekstra yang kerap menghadang sering memaksaku untuk jeddah
"Hallo, bagaimana pak bos, ada yang bisa dibantu?" Sambutku mengawali percakapan.
"Saya cuma konfirmasi apakah bu Tuti jadi ikut program Guru Penggerak?". Jawab pak Erick.
Aku menjawab sigap:" Tidak jadi pak, aku tereliminasi oleh sistem karena usia kerja yang tinggal delapan tahun lagi"
"Ow begitu?" Nada suaranya agak meninggi sembari melanjutkan....
"Waduh kasihan, kenapa tidak diberitahu dari awal bahwa yang sudah berusia lima puluh tahun tidak boleh ikut Guru Penggerak? "
"Itulah pak, tapi tidak masalah bagi saya sudah ikut berpartisipasi dalam program GTK Alhamdulillah dapat pengalaman dalam menyelesaikan soal esei dengan ribuan karakter he he he" Kataku sedikit bercanda.
Kemudian aku langsung menambahkan:" Pak Erick, saya saat ini juga sibuk menyusun buku dalam program "belajar Menulis' via whatsapp . Pesertanya banyak para guru hebat se-Indonesia"
"Hebat itu program menyusun buku. Sebenarnya saya juga mau ikut waktu ada tautan yang dibagikan. Cuma waktu itu saya masih fokus pada pelatihan 'Penulisan Soal' dan 'Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus' via SIM PKB" Jelas beliau.
Kemudian beliau menambahkan lagi:"Kalau tidak keberatan, saya minta materi - materi pentingnya biar bisa belajar. Siapa tahu ada kesempatan untuk buat kelompok belajar menulis di MGMP Bahasa Inggris Kota Palu"
"Siap pak bos, dengan senang hati saya akan 'forward' langsung ke Whatsapp pribadi bapak" Jawabku pasti
"Terima kasih bu sudah siap berbagi. Ditunggu ya bu?" Kata Pak Erick Ruben sambil mengakhiri percakapan.
Aku balik lagi melanjutkan membaca link postingan bu Eva. Aku harus lebih cermat membaca karena akan dilanjutkan pada orang lain. Pikirku sambil mata tidak beralih dari paparan tulisan tentang bu Eva.
Berbagi Pengalaman Menulis
Diawali dengan membuka whatsapp pribadi sang ketua komunitas MGMP, aku mulai memilah dan memilih materi yang akan disampaikan yang tentu saja sudah diramu kembali.
Pada awalnya bu Eva Hayati juga seorang penulis pemula sebagaimana yang lainnya. Beliau adalah jebolan grup belajar menulis gelombang tujuh.
Kegiatan ini dimulai pada awal bulan Maret tahun 2020 dimana masa Pandemi mulai merebak ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia.
Mendadak Pembelajaran Jarak Jauh diberlakukan. Banyak yang bingung dalam menghadapinya .
Ini adalah sebuah kesulitan besar. Orang - orang menjadi terbatas dalam beraktivitas.
Bagi sebagian orang ini dimaknai sebagai sebuah peluang besar untuk menggali potensi diri dan terus mengasahnya dalam sebuah wadah online.
Walhasil bu Eva mulai belajar ilmu menulis secara bertahap dari para narasumber atau mentor yang mengasuh grup belajar menulis yang dinakodai oleh om Jay'Wijaya Kusuma'.
Bu Eva terus menggali potensi, mengeksplorasi dan berelaborasi atas setiap materi yang diberikan.
Belajar secara perlahan pada setiap pertemuan.
Berawal dari rangkaian kalimat kreasi sendiri dalam tiga paragraph. Kemudian terus ditingkatkan hingga kemampuan yang dimiliki bisa utuh.
Dalam hal ini bu Eva dan para peserta lainnya harus membuat resume dan memposting di blog masing - masing. Tentu saja ada Blog Walking ya bu Eva?
Lahirnya Buku Pertama
Kisah ini dimulai dengan cerita pada suatu pertemuan kuliah online dengan narsum Prof. Richardus Eko Indrajit. Seusai materi beliau memberikan sebuah tantangan menulis dalam waktu tujuh hari kepada para peserta.
"Yang berminat silahkan menuliskan nama dan nomot HP" Kata Prof. Eko
Materinya berkisar IT semua. Pada awalnya bu Eva ragu dan berpikir 'mungkinkah' beliau mampu menerima tantangan menulis dalam waktu yang begitu singkat, 7 hari???
Pada hari berikutnya bu Eva menguatkan niat untuk ikut tantangan 'Menulis Kolaborasi' dengan Prof. Eko
Alhamdulillah Prof. Eko menyetujui dan langsung meminta daftar isi tulisan.
Pada hari berikutnya lagi bu Eva mengirimkan daftar isi tulisan sebagaimana yang diminta Prof. Eko.
Daftar isi yang dibuat sebenarnya adalah hasil 'main map' dari perkuliahan dengan bapak Akbar Zainuddin yang dikemas kembali lalu dituangkan dalam bentuk tulisan.
Akhirnya bu Eva berhasil memenuhi target menulis satu minggu bersama Prof. Eko Indrajit. Judul tulisannya adalah 'Kelas Maya. Ekosistem E-Learning Rumah Belajar".
Ide penulisannya berasal dari pengalaman bu Eva ketika menjadi Sahabat Rumah Belajar dan Kegiatan Pembatik.
Sunnguh ini pengalaman yang tidak akan terlupakan . Rasanya seperti mimpi. Nothing impossible kata orang sono. Inilah yang disebut ' The dream comes true' Alhamdulillah. "Siapa yang bersungguh - sungguh pasti dia akan dapat".
"Inspiratf sekali kisah bu Eva. Pengalaman seperti ini patut kita bagikan kepada teman guru yang lain" Pak Erick merespon lewat 'chat W.A"
"Benar sekali pak ketua, saya siap berbagi dalam pertemuan MGMP meski dalam webinar" Jawabku penuh semangat.
"Terima kasih banyak bu sudah menularkan virus inspirasinya dan selamat melanjutkan karyanya" Kata pak ketua komunitas.
"Terima kasih kembali pak ketua semoga bermanfaat"
Cuplikan Ruang Tanya Jawab
Setelah menutup percakapan dengan pak ketua komunitas MGMP bahasa Inggris rayon 2 kota Palu, saya pun lanjut ke kolom diskusi antara narsum dan peserta yang difasilitasi oleh teh Aam Nurhasanah sang moderator berbakat.
Animo bertanya para peserta di ruang tanya jawab nampak seru.
Kebanyakan penasaran dengan kiat menulis yang dipegang kuat oleh bu Eva dalam even Tantangan Menulis Satu Minggu. Luar biasa.
Dengan gemulai dan mengalir narsum ramah ini menyampaikan bahwa kita harus fokus dan yakin terhadap apa yang kita kerjakan.
Lakukan dengan nyaman dan sepenuh hati.
Kuatkan niat, maka motivasi akan hadir dengan sendirinya. Do'a yang tak putus adalah utama.
Satu hal yang ternyata sangat membantu bu Eva dalam kegiatan menulis satu minggu bersama Prof. Eko Indrajit adalah 'pengalaman yang pernah dilalui sebelumnya.
Kedekatan beliau dengan portal Rumah Belajar dan inovasi yang terus dilakukan selama ini membawa dampak positif akan lahirnya ide penulisan buku yang berbasis e- learning.
Namun demikian, menulis bukanlah tanpa hambatan. Berbagai tantangan baik internal maupun external pasti akan ada. Tidak bisa dipungkiri.
Guna menumbuhkan kekuatan menulis dari dalam diri sendiri sebaiknya sebagai seorang pemula, kita menuliskan apa saja yang kita sukai dan kuasai tanpa beban.
Silahkan menulis. Abaikan perkara baik atau buruknya tulisan kita menurut penilaian orang lain.
Sikap bijak adalah menjadikan kritikan orang lain sebagai refleksi untuk memperbaiki tulisan kita. Bukankan para pembaca adalah konsumen tulisan kita?
Dengan demikian seorang penulis harus mau jadi pembaca atas tulisannya sendiri. Sikap ini perlu bila kita ingin terus berkembang.
Sederhana namun sarat makna apa yang disampaikan oleh narsum muda nan cantik ini.
Melengkapi dengan Renungan
Rasanya pertemuan malam ini begitu bermakna. Bagaimana tidak ? di penghujung kegiatan resume, pikiran ini serasa meletup - letup.
Hasrat di dada ingin mengikuti jejak mereka yang masih muda dan energik .
Meski usia tak semuda mereka lagi, namun semangat muda untuk berkarya harus tetap ada.
Agar keturunanku nantinya tahu bahwa diri ini pernah ada setidaknya dalam jejak coretan kata dan kalimat sederhana.
"Long life Education."
"Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga ke liang kubur."
"Lanjutkan karya tanpa beban "
"Salam literasi berkelanjutan"
Wah lengkap banget, tulisannya, hebat.
BalasHapusTerima kasih banyak atas kunjungan Anda. Resume terakhir 👋🙂🙏
BalasHapusKere abiiiis bu resumenya, mantaap...
BalasHapusTerima kasih banyak atas kunjungan Anda Bu Tini. Salam Literasi dan semangat berbagi 👋
BalasHapus