"GEMAR MENUAI GEMILANG"
'mengalir bagai air ikuti riaknya menepi sekejap terus hingga ke muara'
![]() |
Ayo kawan kita bersama menanam jagung di kebun kita
Ambil cangkulmu ambil pangkurmu kita bekerja tak jemu - jemu
Cangkul cangkul cangkul yang dalam menanam jagung di kebun kita
Ayo kawan kita bersama belajar menulis di grup whatsapp
Ambil laptopmu ambil HPmu kita menyimak bersama -sama
Rangkum rangkum inti sarinya lalu diunggah di grup whatsapp
Suasana Hati
Dalam masa Pandemi seperti ini memang peluang untuk berkreasi banyak. Guna mengusir kejenuhan karena sekian lama harus membatasi aktivitas di luar rumah menggiring kita mengisi kekosongan yang ada sebagai sala satu bentuk 'adaptasi' terhadap kondisi baru yang datangnya'dadakan'.
Pikiran melayang pada situasi kelas yang sesungguhnya dimana anak-anak riuh dengan teriakan alami yang memang seharusnya ada. Sosok bapak dan ibu guru yang selalu setia sebagai orang tua mereka.
Akh, biarlah sekejap bayangan itu kusimpan dulu. Lanjut berselancar dalam imajinasi seorang guru seperti biasanya. sebagai pelepas rindu akan mereka
Suasana Kelas
Assalamaalaikum warahmatullahi wabarakatuh! Selamat pagi anak-anak sekalian ("walaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh/Selamat pagi bu" jawab anak-anak serempak)
Kali ini kita kedatangan tamu yang akan bercerita dan juga berbagi ilmu untuk kita semua. Ya kita berkenalan...
Tentunya anak-anak ingin juga ya berprestasi seperti pak Encon Rahman? Nah! bagi yang mau bertanya silahkan menuliskannya di kertas dan diserahkan kepada bu guru. Lalu diteruskan pada Pak Encon dan jawabannya akan bu guru bacakan pada pertemuan berikut.
Nah, anak-anak bu guru mau menemani Pak encon Rahman untuk menemui teman-teman guru hebat yang sudah siap menunggu sejak tadi di ruang pertemuan.
Bincang- bincang
Sesampainya di ruang pertemuan nara sumber yakni Bapak Encon Rahman segera disambut oleh moderator 'ibu Fatimah' dari Aceh yang akan mengatur irama acara 'bincang-bincang ini
Pak Encon Rahman memulai pertemuan ini dengan tutur kata yang elok nan jelas. Semua pada menyimak seolah tak mau ketinggalan sepatah katapun yang beliau sampaikan.
Kegemaran
Sejak duduk di bangku sekolah SMP pak Encon memang gemar membaca diantaranya membaca koran atau majalah. Terlihat bahwa tulisan yang ada dalam koran tersebut tidak terlalu sulit, artinya mudah untuk dipahami. Namun, karena belum mengetahui ilmu menulis di koran akhirnya "Encon' remaja menuangkan bakat menulisnya lewat majalah dinding yang ada di sekolah
Dengan arahan seorang guru "Encon" remaja memberanikan diri untuk mengirim tulisan ke sebuah media yang bernama "Mitra Desa' sebuah harian yang tergabung dengan harian "Pikiran Rakyat Bandung. Alhamdulilah karyanya sering dimuat terutama "karikatur'.
'Encon' remaja makin semangat untuk mengirimkan berbagai jenis tulisan misalnya puisi,cerpen, dan karya prestasi teman - tamannya.. Apalagi ketika harian Mitra Desa sudah menghargai jerih payah Encon' remaja dengan honor menulis. Wow ada kebahagiaan tersendiri meski nilainya belum seberapa.
Melanjutkan kuliah di Bandung
Seiring berjalannya waktu pak Encon melanjutkan kuliah ke ibukota provinsi Jawa Barat yakni kota Bandung Paris van Java.
Di sana beliau menimba ilmu Universitas Pasundan mengambil jurusan bahasa dan sastra Indonesia. Tepat sekali dengan apa yang selama ini ditekuni oleh Encon remaja yakni dunia tulis menulis melalui harian/tabloid.
Dalam perjalanannya menempuh pendidikan seiring dengan itu kemahiran mengirim naskah tulisan ke koran atau majalh juga semakin meningkat bahkan biaya kuliah pun saat itu bisa terbantu dengan kegiatan menulis ini. Subhanallah.
Lebih dari itu banyak pula teman - teman kuliah yang meminta beliau untuk membantu mengoreksi tulisan mereka. Berarti pengetahuan makin terasah dan rasa percaya diri pun semakin kuat untuk menulis dan terus menulis (kurang lebih lima ratus artikel yang telah ditulis)
Pemirsa bertanya Pak Encon menjawab
Dari ruang bincang bersama terdengar 'tone' suara yang begitu jernih bak 'penyiar radio' FM: katanya begini:
menggeluti dunia tulis menulis pasti ada suka dukanya. Tantangan utama yang berasal dari diri kita sendiri berupa 'rasa malas' yang hadir di tengah jalan. Cara mengatasinya bagaimana?
Itulah sebabnya ketika mulai menulis kita harus memiliki tujuan yang pasti. Menulis untuk alasan apa? cari uang, ingin terkenal, atau untuk berbagi manfaat. Jika kita sudah menetapkan tujuan juga target dalam menulis, Insha Allah 'istiqomah' dalam menulis akan diperoleh.
Kalau untuk penulis pemula baiknya mulai dari mana ya Pak Encon?
Yah, sebaiknya untuk para pemula cara termudah yang dilakukan adalah 'menulis di blog'. Ini termasuk menulis tingkat dasar. kemudian pindah ke tingkat sedang berupa menulis buku 'antolog'. Menulis yang memiliki tingkat kesulitan tertinggi yakni 'menulis buku solo'
Menulis memang butuh proses. Latihan yang terus menerus dengan niat yang kuat serta target yang jelas atau terukur kiranya dapat membawa kita pada sebuah kondisi sebagaimana yang diharapkan. Insha Allah.
Lanjut dengan pengiriman naskah tulisan misalnya artikel ke koran/tabloid. Adakah tips supaya artikel kita dimuat?
Menulis untuk sebuah koran atau tabloid sebenarnya tidak begitu sulit. Kesulitannya terletak pada dimuat tidaknya tulisan kita karena setiap harian/tabloid memiliki visi dan misi khusus yang dikaitkan dengan pangsa pasar.
Dengan kata lain jika kita ingin mengirim sebuah tulisan di koran/tabloid maka hal penting yang harus diketahui lebih dahulu adalah mempelajari secara seksama atau 'observasi' awal tentang misi sebuah harian atau koran. Sehingga seorang penulis bisa menyesuaikan tulisannya dengan apa yang diinginkan sebuah harian/tabloid.
Hendak 'pamit'
Di akhir bincang nara sumber menitipkan 'paparan bermakna' untuk kita semua
"Hendaklah kita meniatkan menulis sebagai sebuah bentuk kebaikan atau amal jariyah yang tidak akan pernah putus. Semoga karya yang kita hasilakan akan lebih panjang umurnya dari umur kita.
Artinya meski raga telah hancur namun karya tetap hidup. Insha Allah kelak tulisan kita akan dibaca oleh anak cucu sebagai suatu bukti bahwa kita pernah ada di dunia ini dengan meninggalkan jejak bermakna" Aamiin
"Dimana ada pertemuan pastilah ada perpisahan, itu kata pepatah. Di awal kita bertemu di akhir kita bertamu, silaturahmi ke tempat teman teman 'blog walking'
Semoga berkenan menuliskan pesan-pesan bermakna di sana".
Salam Literasi
Sehat dan bahagia selalu
Good job, tetap semangat
BalasHapusApa saya saja barangkali yang agak kesulitan membaca karena hurufnya kecil? Tapi isi nya luar biasa inspiratif
BalasHapusAku baca penuh perasaan sepertinya pengaturan hurup saja ya yg harus disesuaikan.
HapusSekarang sudah lebih mantap untuk dinikmati..ditunggu karya berikutnya :)
HapusJoss bu gaya penulisannya..
BalasHapusCuma krn mataku dah plus2 jd ga kelihatan hurufnya jd di zoom tp jd geser2 layar... kalo berkenan ibu coba tampilannya dari deskop ke mobile, maaf sekedar masukan, peace....
Sama dengan dua komen di atas, itu pakai font apa ya? Kayak hasil dari mesin ketik. Mungkin bisa dicari font yang lebih pas. Hehe...
BalasHapusInspiratif .... sukses buk Septia ..
BalasHapusterima kasih atas kunjungannya. semangat berbagi dan mendukung untuk semua
BalasHapusSo inspiring....good job...semangat selalu
BalasHapusTerima kasih mbak Yuli atas kunjungan nya 🙏
HapusGaya gue banget... Ini tulisan yg luar biasa, sy sgt mengemari tulisan seperti ini. Semakin banyak resumenya semakin mantap saja k... Sukses sll... Kakak, mentorku, sekaligus sahabat baik, love you. 🥰😍
BalasHapusTerima kasih banyak atas kunjungan dindaku Zhiadara. Ayo semangat kita belajar menulis bersama. Tdk ada kata terlambat, Semangat 👋🙏 go ahead
HapusGaya penulisan resumenya asyik. Hanya saja terkesan patah-patah dari tengah hingga penutup. Menurut saya, maaf, ini masih nanggung. Bisa dieksplorasi lebih jauh lagi terutama menyangkut khayalan pembelajaran di kelas yang tidak terlihat di penutup. Seolah-olah hilang begitu saja. Tabik.
BalasHapusSiap 👋 aku suka yg begini biar ada perkembangan. Terima kasih banyak atas kunjungan dan sumbang sarannya 🙏🙏🙏
HapusSepakat dengan pak Domo, masih bisa di eksplore lagi materinya. Tulisan sudah lumayan enak dibaca, mengalir.
BalasHapusTerima kasih banyak atas kunjungan dan saran yang diberikan pak Yudistira 👋
Hapus