Langsung ke konten utama

RESUME KEDUA BELAS "INVESTASI PRESTASI"

INVESTASI PRESTASI 

“Mencari ilmu ibarat mendaki gunung, semakin naik ke puncak maka akan semakin luas yang terlihat”

 

Naik – naik ke puncak gunung tinggi tinggi sekali

Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara

Kiri kanan kulihat saja banyak pohon cemara

Mari kawan kita kenalan dengan seorang cikgu

Wajah cantik lagi ramah buahkan banyak karya

Wajah simpatik penuh kreatif hidup dengan prestasi

Terbayang wajah nara sumber dalam pertemuan di grup menulis semalam. Cantik, simpatik dan ramah. Itu terlihat dari caranya menyampaikan materi dan menjawab berbagai pertanyaan dari para guru hebat se Indonesia.

Semua pesan mengalir lancar alami dari beliau sehingga para peserta juga semakin semangat bertanya yang kurang jelas dan menyegerakan buat resume. Wah!!! Tokcer punya.

Rasanya ilmu yang kuperoleh dari bu Theresia semalam sangat rugi bila tidak kubagi kepada orang lain khususnya para anak didikku yang selama ini sudah tidak pernah bersua lagi. “Bagaimana caranya ya”? pikirku. Oh iya aku ada ide sekarang!

Hari ini kan hari sabtu, waktunya anak-anak free ,tidak ada kelas online. Aku mau berbagi saja lewat grup whatsapp kelas. Jadi meskipun libur ilmu tetap dapat.

Berkenalan

Anggaplah aku lagi berada di depan kelas bersama anak – anak. Menghidupkan kelas dengan mengajukan pertanyaan, lalu anak – anak pun berebutan menjawab.

(Masuk ke setelan w.a grup “ubah” hanya admin yang bisa mengirim pesan)


“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi semua. Salam sehat dan bahagia selalu buat anak –anak hebat”

“Walaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi bu guru” sahut anak – anak serempak.

“Kali ini bu guru akan bercerita lagi tentang seorang ‘cikgu’. Ada yang tahu apa itu cikgu? Sudah pernah bertemu”? tanyaku dengan riang.

“gurunya Upin Ipin” sahut anak-anak dengan suara keras tanda bersemangat.

“Iya benar sekali. Cikgu yang akan berkenalan dengan kalian  memang  seorang guru, tetapi bukan gurunya Upin dan Ipin. Supaya anak-anak tidak penasaran, bu guru tunjukkan  fotonya ya:”

Nama lengkapnya adalah Theresia Sri Rahayu,S.Pd.SD .Lahir  di Kuningan,13 September 1984  dan mengajar di SDN Waihibur Kabupaten Sumba Tengah  Nusa Tenggara Timur.

Selain sebagai seorang guru,  beliau juga punya segudang prestasi di antaranya:

1.Juara 1 Guru Berprestasi tingkat Kecamatan Padalarang–Kab.Bandung Barat (2014)

2.Juara 2 Lomba Guru Berprestasi tingkat Kab.Bandung Barat (2014)

3.Juara 3 Lomba Guru MIPA tingkat Kec.Padalarang (2014)

4.Juara 1 Olimpiade Guru Nasional tingkat Provinsi NTT (2018)

5.Finalis Lomba Olimpiade Guru Nasional tingkat nasional (2018)

6.Finalis Lomba Alat Peraga Matematika Sederhana tingkat nasional (2018)

7.Peserta Short Course ke Luar Negeri dalam Program 1000Guru ke Luar Negeri  (2019)

8. Resume terbaik dari KSGN dan Pelatihan BelajarMenulis Bersama OmJay (2020)

9.Blogger inspiratif dari Ikatan Guru TIKPGR Idengan Penerbit Andi Yogyakarta (2020)

10.35 selected participants of Advance Online Course SEAMEO Qitepin   Mathematics (2020)

11.Penulis Buku“Belajar Semudah KLIK, Membangun Ekosistem Ubiquitous Learning Dalam Konsep Merdeka Belajar” (2020)

12.Tim Reviewer dan Uji Keterbacaan Modul Literasi dan Numerasi KelasTinggi dari Pusmenjar Kemdikbud tahun 2020

13.Penulis buku"Bukan Guru Biasa"terbit bulan Oktober 2020

14.Team Pengembang Konten Artikel di Komunitas Belajar Guru  Penggerak.Dibentuk oleh Dirjen P3GTK Kemdikbud bulan Oktober 2020

(Bu guru menyela:"Siap anak – anak ya bu guru lanjut ceritanya".)

Berkisah 

 Pantaslah bila Cikgu Tere ini diundang oleh Omjay sebagai salah satu nara sumber dalam pelatihan menulis. Prestasi yang banyak baik tingkat nasional maupun internasional sudah menjadi milik Cikgu cantik ini.  Pada pertemuan ini judul materinya saja terdengar dahsyat “Bukan Guru Biasa”

Ini ditujukan untuk para peserta pelatihan yang memang adalah para guru hebat yang Insha Allah akan menjadi calon penulis hebat seperti Cikgu Tere. Luar biasa energi positif yang dihembuskan oleh Cikgu kali ini.

Menurut Cikgu bahwa kondisi pandemic yang melanda dunia saat ini banyak disikapi sebagai suatu musibah besar yang membuat semua orang terpuruk. Akan tetapi ada juga sebagian yang lain mampu melihat keadaan ini dari sudut pandang berbeda.

Untuk mereka yang mampu menyikapi keadaan ini dengan positif maka tentu saja akan melahirkan sesuatu yang positif pula. Kita ambil sebuah contoh nyata di depan mata yakni terbentuknya sebuah komunitas belajar menulis bagi para guru melalui whatsapp. 

Meskipun kita tidak bisa keluar rumah lagi untuk mengajar atau menimba ilmu dalam sebuah trainning atau pelatihan, namun dengan pemanfaatan media teknologi kita mampu mengembangkan diri bahkan mengukir prestasi.

Demikian pula dengan Cikgu Tere. beliau juga alumni kelompok belajar menulis asuhan Omjay dan rekan pada gelombang empat yang lalu. Dan hasinya bagaimana? Wow kaya prestasi.

Lanjut Cikgu berkisah bahwa melalui grup belajar menulislah beliau banyak menimba ilmu  tentang menulis. Diawali dengan tugas rutin menulis resume, lalu menulis artikel dan bahan bacaan pembelajaran serta tulisan lain untuk berbagai tujuan atau kepentingan.

Kalau menulis resume mungkin untuk para peserta pelatihan seperti kita ini sudah biasa karena itu adalah kewajiban. Nah, kalau tentang menulis artikel bagaimana Cikgu? Ada kiat atau tips khusus untuk sukses?

Menulis sebuah artikel butuh waktu, istilahnya ‘jam terbang’ yang cukup. Kemudian keseriusan dan konsistensi diri untuk selalu menulis setiap hari Apalagi bagi seorang  penulis pemula, serangan ‘writter blocks’ sangat rentan. Setiap orang punya  selera atau mood menulis yang berbeda satu dengan lainnya. 

Mereka yang selalu tergantung pada mood ketika mau menulis, maka pandai–pandailah mengatur bagaimana caranya agar selalu konsisten menulis, kapan dan dimana saja supaya jam terbang menulis semakin meningkat.

 

Cikgu Tere sudah membahas tentang artikel, lalu  bagaimana dengan menulis buku?  Ada rahasia menulis buku yang bisa dibagi?

Berbicara tentang penulisan sebuah karya tulis yaitu buku, Cikgu Tere memberikan sebuah moto berupa singkatan yakni IDOLA.

I = Identifikasi topik menarik

D = Daftar semua judul luar biasa

O = Outline terperinci akan membantu

L = Lanjut menulis isi bab

A = Atur layout sesuai permintaan penerbit

Lalu mengapa Cikgu Tere  tertarik mengikuti  kegiatan belajar menulis? Berikut ini adalah beberapa alasannya :

1. Melakukan hobi (hobi Cikgu adalah menulis. Sejak kelas 3 SD/ sudah menulis cerita dan bahkan buku sederhana yang dikliping / tidak diterbitkan)

2. Mengupgrade skill menulis (bergabung dengan penulis lain, membuat  Cikgu  terus termotivasi untuk belajar jurus - jurus baru dalam menulis)

3. Mengekspresikan diri (Menulis adalah sarana menuangkan ide atau pemikiran yang sangat produktif. Kita bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi kita seluas - luasnya)

4. Jembatan meraih prestasi. (Menulis mendatangkan banyak manfaat, di antaranya berbagai apresiasi sebagai bonus dari menulis. Contoh apresiasi yang  Cikgu  terima adalah : blogger inspiratif, penulis cerita

“Berkat menulis di blog, keterampilan menulis  saya terus menerus terasah dan akhirnya tanggal 1 Oktober 2020, saya mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar Kemdikbud sebagai Kreator Konten Artikel Terbaik dalam Lomba Pancasila Bakti 2020. Hadiahnya sangat besar yaitu 10 juta rupiah, dalam bentuk media pembelajaran” Papar Cikgu Tere.

Masya Allah betapa menggiurkan prestasi Cikgu Tere, memperoleh hadiah besar dengan karya yang tidak sampai puluhan lembar. Sangat menganggumkan dan bisa menginspirasi orang lain.

Menurut Cikgu Tere bahwa Omjay selalu mengingatkan agar kita selalu konsisten menulis setiap hari supaya mendatangkan keajaiban. Ternyata memang nasihat orang tua  tidak pernah meleset. Itu dibuktikan dengan keajaiban bertubi – tubi yang datang pada diri Cikgu sendiri.


Menjadi seorang penulis bukanlah tanpa upaya ataupun latihan yang terus menerus, seperti kata Cikgu Tere “tidak ada seorang penulis yang langsung besar. Semuanya berawal dari penulis yang kecil dulu, namun lama kelamaan karya tulisnya akan dihargai orang, asalkan, dia terus konsisten dalam menulis. Bisa di blog maupun di media sosial”.

Bukankah keberhasilan Cikgu Tere dalam berbagai lomba nasional dikarenakan beliau konsisten menulis di blog dan media sosial lainnya. Sehingga beliau memiliki yang namanya’ personal branding’ yakni rekam jejak digital yang selalu beliau tinggalkan. Hal yang satu ini memang begitu ampuh untuk mendongkrak prestasi seseorang. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa memang saat ini kita tidak bisa lagi menutup diri dengan yang namanya dunia digital.

(Bu guru membuka  kembali setelan whatsapp  grup untuk semua orang)

(kolom chat whatsapp) “ Bu guru ceritanya panjang , istirahat ya”?

“Baik anak –anak hebat, terima kasih sudah memberikan waktunya bersama bu guru dan Cikgu Tere. Bu guru juga mau pamit. Semoga apa yang bu guru sampaikan bisa bermanfaat untuk  kita semua. Selamat beristirahat dan sampai jumpa”. Kata bu guru menutup pertemuan lewat grup whatsapp kelas.

Melengkapi

Kembali aku coba membaca bagian penutup dari kuliah pertemuan kedua belas semalam bersama Cikgu nan menawan. Ada beberapa point penting yang harus digenggam kalau ingin menjadi bagian dari “Bukan Guru Biasa” yakni:

1. Selalu bersikap positif terhadap tulisan sendiri. Artinya bersikap terbuka terhadap saran atau kritik membangun yang diberikan oleh pihak pembaca.

2. Jadikan diri kita sebagai bagian dari pembaca atas tulisan kita sendiri.Ini dilakukan supaya kualitas tulisan tetap terjaga. Artinya kita tidak akan memungkiri bila tulisan kita memang masih kurang dan perlu perbaikan.

3. Selalu melakukan 3 B yaitu: Belajar, Berkarya, Berbagi. Cari ilmunya, tuangkan lewat karya nyata, dan bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain.

Merenung

Usai membaca semua materi aku terdiam, teringat pada judul perkuliahan “Bukan Guru Biasa”. “Mungkinkah aku akan menjadi bagian dari kelompok itu”? Batinku bertanya. Yang jelas aku belum bisa menjawabnya hari ini. Biarlah sang waktu yang akan mengambil perannya untuk semua itu.  

Orang bijak berkata:“ Setiap upaya akan berbuah bila ada kesungguhan”. Semoga.

 

Salam Literasi dan Semangat Berbagi

 

 

 

 

 

Komentar

  1. Terima kasih banyak atas kunjungan. Siap menerima saran perbaikan ��

    BalasHapus
  2. saya jadi ingin kemping ini lihat gambar mendaki gunung..

    BalasHapus
  3. dialognya bagus, tampilannya cantik

    BalasHapus
  4. Hmm..apa yah...semangatt aja deh hehe

    BalasHapus
  5. Terima kasih banyak atas kunjungan nya. Mohon kritik dan saran karena memang masih pemula nomor Wahid ��

    BalasHapus
  6. Penyampaian resumenya lengkap dengan gaya yang berbeda, semangat.

    Ditunggu kunjungan ke rumahku

    BalasHapus
  7. Saya senang membaca resume ini. Perpaduan materi yang disampaikan dengan cerita dari penulis saling memperkuat makna. Teruslah menulis dan menginspirasi

    BalasHapus
  8. Terima kasih banyak atas kunjungan Anda semua 🙏 khusus untuk Cikgu Tere terima kasih banyak atas respon positif yang diberikan. Siap menerima saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan ke depannya 🙏

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME KEENAM " BLOGGER"

  BLOGGER ( “Kebahagiaan” adalah seni untuk tidak pernah mengingat apa pun yang tidak menyenangkan di benakmu) “Hidup adalah   sebuah amanah yang sejatinya harus dijunjung. Lebihdari itu hidup adalah sebuah karya. Yah, karya yang bermanfaat bagi sesama dan dikenang sepanjang masa. Membaca dan menulis kiranya bisa mewujudkan hal itu dengan cara menyimpannya   dalam sebuah bingkai karya. Dunia ‘blogger ’ merupakan salah satu jalan menuju karya abadi yang bermakna bagi kehidupan kini dan nanti Pengantar Pada awal bergabung dalam grup menulis gelombang 16 asuhan Omjay dan rekan-rekan, saya selalu berusaha mengikuti apa dan bagaimana situasi atau keadaan dalam grup pelatihan yang baru petama kali saya ikuti. Sebagai orang baru saya tentunya lebih banyak menyimak dan melakukan apa yang disarankan oleh mereka yang dengan suka rela dan suka cita berbagi info dan ilmu bagi orang lain. Saya ingat betul salah satu anggota grup yang rajin berbagi dengan mengirim link berupa youtube ad

RESUME KE-DELAPAN BELAS "KISAH INSPIRATIF SANG JURNALIS "

KISAH  INSPIRATIF SANG JURNALIS (Pengalaman Adalah Sumber Ilmu Utama Tanpa Banding)  Bertemu di awal perasaan sih biasa saja. Maju selangkah, bertemu hal yang nyata namun biasa. Terus melangkah kehangatan mulai terasa. Melangkah lagi lalu menikmati, kondisi hangat makin menyelimuti. Penasaran menyergap. Ada apa di sana? Maju dan amati dengan hati. Ringankan pikiran. Munculkan bahagia dan ukir senyum. Sejuta pengalaman sang jurnalis masyarakat 'kawakan' mengukir inspirasi di pelupuk mata sang pembaca. Perkenalan Waktu dalam sepekan bergulir tanpa terasa. Malam ini adalah akhir pekan ke-enam dalam kulwa belajar menulis asuhan om Jay dan  para rekan hebat. Seperti biasa profil narasumber akan selalu dipaparkan di awal pertemuan. Dalam flyer terpampang foto seorang bapak dalam balutan jas hitam dan peci. Tertera nama beliau Nur Aliem Halvaima, SH, MH. Beliau adalah seorang wartawan,   sekaligus penulis buku. Bapak Nur ini adalah kelahiran Makassar pada tanggal 10 Agustus 1960. Nam

PENTIGRAF "ANGGREK MERAH UNTUK MiRA"

  Anggrek Merah untuk Mira Dalam beberapa hari terakhir ini Mira nampak kurang bergairah. Tugas online yang biasanya diselesaikan dengan cepat, kali ini dibiarkan begitu saja. Kondisi ekonomi orang tua yang tidak pasti selama masa Pandemi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan mereka sehari - hari. Upah di tempat usaha Kacang Shanghai milik Ko Ahong tidak bisa dibayarkan setiap minggu karena pemasaran juga lagi menurun. melihat kondisi yang ada, Mira mau menolong menjaga anak tetangga meski bayarannya per bulan. Lumayan, kalau gajian bisa beli sabun dan parfum sendiri, pikir Mira. Seperti biasa bagi siswa yang tidak memiliki kuota data, diperbolehkan menyelesaikan tugasnya secara manual yakni mengantarkan kembali ke sekolah tugas itu. Masa pengambilan dan pengembalian tugas adalah satu minggu untuk sepuluh mata pelajaran. Kebijakan ini diberikan mengingat kondisi ekonomi orang tua siswa yang tidak selalu sama. Pagi itu hari Senin, Mira harus berangkat ke sekolah meski hanya berjalan